Langsung ke konten utama

Law, i choose you !

 
Bahasan tentang keinginan saat sudah besar yang terngiang sedari kecil yang belum ngerti spesifiknya mau jadi apa. Bayangan saat itu adalah yang penting aku harus jadi orang sukses dan berguna. Ah umum sekali cita-citamu kidooos. Semua kegiatan semua profesi dan semua orang bisa aja melakukan itu tanpa harus sekolah tinggi tanpa harus menambah gelar akademik pada namanya.
Berawal yang entah mengapa sedari SD anehnya seneng gitu nonton TV yang acaranya berita kasus-kasus hukum, kriminal semacam Fokus di Indosiar, Buser di RCTI yang punya tagline “kejahatan datang bukan hanya dari niat si pelaku, tapi karena adanya kesempatan, waspadalah...waspadalah...” *atau apalah nama acaranya rada lupa.

Salah satu yang dikhawatirkan karena si aku doyan nonton berita kriminal, tertarik dengan film-film berbau krimina, pembunuhan, psikopat macam itu adalah takutnya tercermin dan tertanam di otak tentang kejahatan-kejahatan itu. Ah tidak, bukan. Aku senang karena aku hanya ingin tahu bagaimana pemecahan masalahnya.

Dari situ lah yang belum memikirkan lebih jauh profesi apa yang akan digeluti nantinya, yang kepikiran adalah “sepertinya saya akan menggeluti bidang hukum”.
Keyakinan hati untuk memilih hukum terus bertahan sedari SD sampai akhirnya pada waktunya lulus SMA dan harus memutuskan kuliah di fakultas apa. Tidak mudah kawan berada di lingkungan yang saya jalani ini untuk sampai memutuskan oke saya akan kuliah di fakultas hukum. Berbagai pandangan miring terus berdatangan saat orang tau saya memilih hukum. Anggapan orang awam yang nampak di masyarakat tentang profesi hukum hanya membela yang bayar, korupsi, tidak pro rakyat kecil, UUD (ujung-ujungnya duit), cuma yang penting bergaji besar, dan banyak anggapan lainnya yang intinya mereka tidak mendukung saya untuk memilih si dia. Saya tidak begitu peduli dengan anggapan orang diluar sana yang bahkan tidak begitu mengenal bagaimana saya. Namun yang paling berat adalah saat mosi tidak percaya itu datang dari orang terdekat, mama dan kakak. Ah hampir mau mundur rasanya, apalagi kepercayaan tentang ridho Allah ridhonya orang tua, ya kalo mama ga ridho bagaimana lah....?

Dikarenakan masih punya satu konci ridho lagi, yaitu dari Bapak, yang Alhamdulillah selalu mengijinkan dan mendukung aku punya mau, dengan otoritas Bapak sebagai Presiden di rumah, dengan terbit surat izinnya maka berlaku juga dengan seisi rumah. Yes !
Ancaman kedua adalah dari kakak yang katanya ga mau bantuin biaya kuliah kalo si aku tetep ngambil hukum dan apalagi di Bandung ini. Tapi entah mengapa kalo dapet ijin ortu mah yakin aja, kalo ortu ridho, Allah aja ridho, masa masih mau khawatir dengan rezeki dari Nya.

Dan akhirnya sampailah aku pada saat ini, berada pada bidang yang diinginkan sedari kecil, disaat sebagian yang lain masuk fakultas ini hanya karena dipaksa orang tuanya yang notabenen juga seorang praktisi hukum atau malah Cuma sebagai lampiasan salah jurusan karena Hukum ini adalah pilihan kesekiannya karena di tolak di fakultas yang mereka mau.

Beruntunglah, karena ini adalah one step ahead untuk mencapai cita yang dijalani tanpa paksaan. Dengan ketulusan hati, semoga ini menjadi awal langkah besar untuk mewujudkan cita menjadi orang sukses nan berguna dengan keilmuan yang aku miliki ini.
Public lawyer interest. Praktisi hukum yang dapat membawa manfaat bagi sekitar, menapik persepsi miring dengan keteladanan.


Sukses !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Negara Autokrasi Modern

Negara ini sering disebut Negara dengan sistem satu partai atau berpartai tunggal. Negara autokrasi dalam pengertiannya secara asli atau kuno praktis dewasa ini dapat dikatakan sudah tidak ada. Negara Autokrasi dalam bentuk murni sebetulnya hanya ditemukan pada jaman kuno dan berarti bahwa didalam Negara itu Kekuasaan pemerintahnya hanya dipegang atau dijalankan oleh satu orang tunggal saja. Yang disebut autokrasi modern inipun sifatnya agak samar-samar sehingga sepintas dari segi luarnya seakan-akan demokrasi modern. Tujuan akhir Negara Autokrasi Modern adalah menghimpun kekuasaan sebesar mungkin pada tangan Negara. Auto berarti sendiri, kratos atau kratein berarti kekuasaan. Pada jaman modern seperti sekarang ini kiranya sudah tidak ada lagi Negara autokrasi yang sifatnya masih murni seperti pada jaman kuno.karena pada jaman modern Negara autokrasi tersebut disamping seorang tunggal yang memegang pemerintahan Negara itu didapati adanya sebuah badan perwakilan yang mendamping

Jempol Cinta

dapet jempol nih dari Taqi Halo Taqiiii hari ini untuk yang ke-4 kali ke dokter dan ke rumah sakit yang berbeda pertama ke Bidan Rodiah kedua ke dr.Tri Yuniarti di RS IMC ketiga ke puskesmas keempat kali ini ke BWCC dr. Nadia Shafira BWCC sedeket ini dari rumah sering juga denger orang pada periksa kandungan kesitu tapi tetep aja ga ngeh setelah kepo lebih banyak soal tempat periksa yang asik dan deket ternyata baru ngeh si BWCC ini Dokternya ga pilih-pilih sih siapa aja lah namanya yang penting dia cewek dan praktek di after office hour Alhamdulillah yaa hal-hal yang di watirin kemarin-kemarin itu sirna sudah setelah ngeliat si baby ternyata masih ada tumbuh dan bergerak Alhamdulillah malah sempet ada adegan si baby ngasih jempol segala aaaaak, haruuu pengennya udah pengen kepo jenis kelaminnya nih tapi si baby nya masih ngumpetin aja dianya ngelipet paha terus jadi nutupin selangkangan jadi ga keliatan deh bagian itunya ah gapapa, yang penting normal, s

Papandayan Ceria (1)

Kekhawatiran membuluk bulan ini nekad dihajar jalan Jkt-Garut sendirian demi papandayan yang diidamkan. Fix ngga rencana ini jadi action itu pagi sebelum sore berangkat. Watir sih, rencana dadakan buat ngisi tanggal merah di hari Jumat ini sayang banget rasanya klo dilewatin tanpa menikmati alam Indonesia ini. perlengkapan yang seadanya Jumat, 03 April 2015 Jam 13.30 dari rumah menuju Pasar Jumat mencari bus jurusan Garut dengan segala kemacetan dan muter gegara ngangkot dan Alhamdulillah langsung dapet bus nya dan langsung berangkat di jam 14.30. Ya, masih sendiri tiada yang menemani. Ooouooo~ Sampailah di terminal Guntur Garut kira-kira jam 20.30an tanpa berlama-lama ketemu tim dari Bandung yang juga belum lama sampe dan kumpul di mushola deket terminal. Ajeng, Neneng, Aza, Utis dan Kang Hilman urang Garut. Sampe, sholat dan menunggu tanpa makan malam jam 11an kami langsung naik angkot charteran menuju Cisurupan. Dari tempat nunggu tadi dapet kenala