Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Jet lag Jakarta – Bandung

Tanggal 24-27 Desember 2015, 4 hari yang dinanti oleh para petualang untuk menghabiskan long weekend dengan segala rencananya. 24 tanggal merah Maulid Nabi SAW 25 tanggal merah Natal 26-27 tanggal merah weekend Rencana main ke Bandung dikarenakan memang ga ada rencana lain untuk menghabiskan weekend yang sebenernya libur 4 hari ini bisa dihabisin di tempat yang lebih jauh lagi, tapi entahlah mengapa memang tak ada rencana bepergian jauh. Kemudian dikuatkan lagi dengan undangan nikahan teh Laili yang datang 2 minggu sebelumnya, yang tadinya ke Bandung di rencanakan di long weekend tahun baru, alhasil dipercepat. Niatan di tanggal 24 adalah berangkat paling pagi travel dari Bintaro, kemudian sampe langsung menuju tempat kondangan, pulang kondangan kemudian jalan-jalan entah kemana. Ya, rencana hanya tinggal rencana.  Si aku yang ga nyangka bakal ngalamin rasa mudik lebaran saat itu mah optimis saja dengan rencana itu, gak pernah terpikir jalan antara Jakarta- Band

Night changes

Bikin status ini sama halnya mendengarkan pertanyaan yang isinya kapan? Kapan? Kapan? MasyaAllah sungguh pertanyaan tersulit untuk menemukan jawabannya dengan cepat Bahkan lebih sulit dibanding pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan saat sidang skripsi oleh para penguji sekalipun Setiap ditanya siapa, itulah doa Setiap ditanya kapan, itulah doa Setiap ditanya bagaimana, itulah doa Bertawakal dan bersabarlah Ada saatnya kamu bisa menjawab semua pertanyaan sulit itu Persiapkan yang terbaik dari yang kau mampu Sampai kemudian saat yang kau nanti akan tiba Jangan baper Keep Josh !

Anak siaga !

Jadi anak siaga sebelum jadi istri dan ibu siaga ! Entahlah semangat ini kenapa baru benar-benar dijanjikan dalam diri sendiri untuk bisa melakukannya, kenapa ga dari dulu, kenapa ga dari kemarin? Yasudahlah setidaknya menyadari sekarang sudah lebih baik dibanding terlambat atau tidak sama sekali. Mungkin baru berasa diri ini sudah bukan anak kecil lagi yang selalu harus dimanja dan dilayani oleh orang tua. Baru menyadari kalau semakin hari bukan diri ini saja yang semakin bertambah umur, tapi juga orang tua. Seharusnya sudah saatnya sekarang kita yang melayani orang tua. Jadi anak siaga. Reaktif dan peka kebutuhan, keinginan dan keadaan orang tua yang semakin menua. Ingat segala kebaikannya saat kita ingin menunda permintaan tolongnya Ingat segala kasih dan sayangnya yang ditumpahkan pada kita saat kita menyimpan kesal kepadanya Ingat segala kemampuannya dikerahkan untuk menjaga kita saat kita mengabaikan kekhawatirannya Ingat lelah letihnya saat menguru

UI the explorer

Berawal dari tugas kantor yang mesti banget untuk jalan ke UI, si aku dan mba olive kesana ditemani si bitem (beat item) dengan diiringi mendung perginya dan gemericik hujan pada pulangnya. Tibalah kami di rektorat UI untuk menemui mitra, singkat punya cerita urusan kerjaan beres. Berhubung perjalanan dari kantor ke UI juga cukup bikin pegel kaki, lumayan 1 jam di jalan pake muter-muter karna salah belok, rugi rasanya perjalanan selama itu hanya dihabiskan dalam 10 menit keperluan. Berhubung masih belum terlampau sore untuk kembali, kami memutuskan untuk menjamah pelosok kampus kuning ini, kampus yang waktu jaman SMA selalu ada dalam buku diary dan satu-satunya yang ada dalam bayangan. Ah sudahlah. 6 tahun sudah berlalu. Mari kita mulai penjelajahan kali ini. Setelah melongok dalam rektorat yang ternyata eh saya baru ngeh kalo gedung ini ternyata yang jadi icon foto wisuda anak-anak UI ya, hahaha. (maklum setelah ditolak 2x jadi ga kepo sama kampus ini). Kemudian menyu

Come back my passion

“Don’t ask kids what they want to be when they grow up but, what problems they want to solve.” Jaime Casap, Google Education Evangelist Jangan tanya mau jadi apa, tapi tanya mau mecahin masalah yang seperti apa untuk bangsa ini ! Kalau dibilang aktivitas dan pekerjaan yang saya laukan tidak sesuai passion itu tidak seluruhnya benar, tapi tidak seluruhnya juga salah. Beraktivitas dan bekerja pada lembaga sosial yang memang dianggap mempunyai visi dan misi yang sama, tidak masalah bagi saya untuk meneruskan perjuangan disini. Berjuang masih dengan visi besar yang sama, nampaknya saya akan memilih jalur lain. Terjun langsung dengan konsep BHS yang mulia dan bekerja dengan cara saya. Konsep BHS (Bantuan Hukum Struktural) yang digelorakan oleh YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) pada awal-awal pendiriannya yang saya dapat dari buku terbitan YLBHI tentang sejarah dan pergerakannya kembali menggugah gelora, semangat dan mimpi yang pernah dicitakan untuk bisa m