Saat itu berfikir, hamil ideal itu seperti artikel-artikel yang selama ini aku cari,
- Gentle birth yang berusaha dibenamkan di pikiran dan sugesti
- Persalinan pervaginam tanpa trauma
- Keluar spontan, dengan sendirinya, bahkan dengan mudahnya tanpa ada ejanan kuat dan semudah mengeluarkan eek lancar tanpa sembelit
- Perasaan plong setelah bayi berhasil keluar
- IMD setelah proses persalinan
- Menitikkan air mata dan haru saat megang bayi pertama kali
- Suami disamping nemenin (ini udah disiapin gunting kuku tiap hari di detik-detik hari H *pesenpaksuamikalotakutsalahsalahcakar
- Liat bayi di adzanin saat itu juga sama bapaknya
- Liat bapaknya yang gunting ari-arinya
- Pake bengkung setelah melahirkan
Pokoknya semacam kebayang apa yang udah dikepoin dari hasil baca, nonton dan denger cerita orang-orang gitu deh
Afirmasi yang selalu di ucapin
- Keluar dari tempat yang semestinya ya dek
- Vagina ku lentur
- Perinium ku lentur
- Tanpa robekan tanpa jahitan
- No induksi, no paksaan
- No sufor
Sama sekali gak kepikiran bahkan khilaf dari doa jangan sampai SC
Ya, karena selama ini aku dan bayiku sehat, semua normal, ga ada masalah dan gak pernah ada kata kamu harus SC selama periksa kehamilan yang rutin setiap bulannya.
Kenapa bisa jadi SC?
Ah rada kzl kalo nyeritain ini
Udah tau sih kalo KATANYA bumil yang punya mata minus alias hypermiopi itu resiko untuk ngelahirin normal pervaginam karena beresiko ketika mengejan, khawatir retina putus apalah.
Padahal jauh sebelum due date, diri ini udah sibuk untuk cari tau tentang ini dan make sure ke dokter mata untuk periksa mata dan mastiin kalo si aku ini masih bisa ngelahirin normal apa ngga dengan kondisi cek mata terakhir ternyata udah minus 6. Seperti yang pernah diceritain sebelumnya, rekomendasi dokter mata retina oke dan dibolehin bisa lahiran normal asal berat badan bayi tidak lebih dari 3 kg, all iz well.
Berbekal rekomendasi itu dan rekomendasi dokter fira (dokter kandungan di BWCC tempat rutin periksa) beliau bahkan menyanggupi maksimal berat badan bayi maksimal 3,2 kg its oke, aku kira ini bekel banget buat yakin bisa normal, ternyata surat rekomendasi dokter mata yang ditempel di buka kontrol kehamilan iu malah diartikan beda lagi sama si dokter umum yang kemudian dengan mudah merujuk ke RS lain dan langsung memvonis SC.
Saya kira cukup dengan rekomendasi para ahlinya tersebut bisa berlaku juga di ahli lainnya. Tapi ternyata oh tidak, mentah itu semua saat pindah ke ahli lainnya.
Pelajaran : pastiin tempat periksa rutin dan tempat rencana lahiran dan yang nanganinnya adalah orang yang biasa megang kita, yang tau riwayat kita dan yang udah kita percaya dia tau masalah kita dan bikin nyaman di kitanya. Karena ternyata meskipun sesama dokter ahli di bidangnya, masing-masing semacam punya mazhab dan keyakinan masing-masing cara nanganin pasiennya, ga semua satu pandangan untuk nanganin masalah tertentu.
Komentar