Langsung ke konten utama

Bangsa dan Negara Indonesia Antara Harapan dan Kenyataan


Harapan sering kali tidak sesuai dengan kenyataan. Apakah karena itu terlalu besarnya harapan atau karena harapan itu selalu berkembang sehingga kenyataan atau realitas yang terwujud selalu tidak dapat mengejar harapan. Begitu juga halnya dengan bangsa dan Negara Indonesia dalam mencapai tujuan-tujuannya antara apa yang diharapankan tidak sesuai dalam kenyataannya.

Negara yang secara umum diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup didalam daerah tertentu yang mempunyai pemerintah yang berdaulat dan berkuasa. Menurut H.A.Logemann keberadaan negara bertujuan untuk mengatur serta menyelenggarakan masyarakat yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi. Bicara tentang Negara berarti berkaitan dengan paksaan, struktur, hukum dan nyata(real).

Bangsa dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, mempunyai kesamaan bahasa, ideologi, budaya dan sejarah. Bangsa terbentuk karna adanya kesadaran dan keinginan yang dinyatakan secara tegas untuk melanjutkan kehidupan bersama. Bicara tentang bangsa berarti berkaitan dengan spirit, kultur, norma, batin dan hal yang bersifat abstrak.

Salah satu tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea empat adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Namun, dalam kenyataannya suatu keadilan sosial tersebut hanyalah sebuah harapan yang belum terpenuhi dalam kenyataannya secara menyeluruh.

Pandangan yang negatif tentang Nasionalisme Indonesia dewasa ini muncul dari ketidakadilan sosial yang sampai hari ini tidak dapat diatasi secara merata. Ketidakadilan ini salah satunya disebabkan karena kesenjangan antara yang miskin dengan yang kaya. Dari ketidakadilan, berkembang ketidakpercayaan masyarakat dalam segala hal karena penyelenggara negara yang mengemban amanat sebagai wakil rakyat tidak menjunjung tinggi nilai-nilai ideologis Negara. Pada akhirnya, Nasionalisme Indonesia pun mengalami degradasi secara kontinu.

Dalam sistem pemerintahannya, Negara Indonesia menganut sistem demokrasi yang dalam kenyataanya tidak sesuai dengan harapan demokrasi tersebut. Demokrasi sangat dekat dengan kebebasan yang amat luar biasa, Mengatasnamakan demokrasi sebagian orang menyalurkan aspirasinya dengan demontrasi atau demo. Pelaksanaan pesta demokrasi lebih berorientasi oleh dominasi kekuatan partai. Banyak partai tidak mempunyai dasar ideologi yang jelas dengan dasar coba-coba, sehinga tidak mampu memperjuangkan kadernya sendiri. Tujuan dari wakil rakyat kini adalah ”apa yang bisa diperoleh dari negara, bukan apa yang bisa dilakukan untuk negara”.

Bangsa yang diartikan sebagai kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama dalam kenyatannya sampai saat ini bangsa Indonesia belum dapat menyatu secara menyeluruh. Misalnya saja, dalam bencana-bencana yang dihadapi dibeberapa wilayah Indonesia masih banyak orang yang tidak peka terhadap apa yang dialami oleh orang lain yang terkena musibah itu, lebih memikirkan kepentingan pribadi atau bahkan tidak peduli. Sebagai bangsa yang yang terbangun dari adanya identitas bersama seharusnya dalam hal seperti ini kita dapat menimbulkan rasa kebangsaan kita dalam hal perasaan senasib untuk lebih peka dengan keadaan dan mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi..

Nasionalisme Indonesia masih dapat terbangun sesuai harapan kalau jiwa-jiwa manusianya tidak lemah dan tidak rapuh serta dapat menjunjung tinggi ideologi bangsa. Nasionalisme Indonesia harus selalu diwacanakan untuk mendapat pengertian yang kokoh tentang makna dan arti Indonesia sebagai suatu negara, tanpa melepaskan realitas dari berubahnya zaman.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Negara Autokrasi Modern

Negara ini sering disebut Negara dengan sistem satu partai atau berpartai tunggal. Negara autokrasi dalam pengertiannya secara asli atau kuno praktis dewasa ini dapat dikatakan sudah tidak ada. Negara Autokrasi dalam bentuk murni sebetulnya hanya ditemukan pada jaman kuno dan berarti bahwa didalam Negara itu Kekuasaan pemerintahnya hanya dipegang atau dijalankan oleh satu orang tunggal saja. Yang disebut autokrasi modern inipun sifatnya agak samar-samar sehingga sepintas dari segi luarnya seakan-akan demokrasi modern. Tujuan akhir Negara Autokrasi Modern adalah menghimpun kekuasaan sebesar mungkin pada tangan Negara. Auto berarti sendiri, kratos atau kratein berarti kekuasaan. Pada jaman modern seperti sekarang ini kiranya sudah tidak ada lagi Negara autokrasi yang sifatnya masih murni seperti pada jaman kuno.karena pada jaman modern Negara autokrasi tersebut disamping seorang tunggal yang memegang pemerintahan Negara itu didapati adanya sebuah badan perwakilan yang mendamping

Jempol Cinta

dapet jempol nih dari Taqi Halo Taqiiii hari ini untuk yang ke-4 kali ke dokter dan ke rumah sakit yang berbeda pertama ke Bidan Rodiah kedua ke dr.Tri Yuniarti di RS IMC ketiga ke puskesmas keempat kali ini ke BWCC dr. Nadia Shafira BWCC sedeket ini dari rumah sering juga denger orang pada periksa kandungan kesitu tapi tetep aja ga ngeh setelah kepo lebih banyak soal tempat periksa yang asik dan deket ternyata baru ngeh si BWCC ini Dokternya ga pilih-pilih sih siapa aja lah namanya yang penting dia cewek dan praktek di after office hour Alhamdulillah yaa hal-hal yang di watirin kemarin-kemarin itu sirna sudah setelah ngeliat si baby ternyata masih ada tumbuh dan bergerak Alhamdulillah malah sempet ada adegan si baby ngasih jempol segala aaaaak, haruuu pengennya udah pengen kepo jenis kelaminnya nih tapi si baby nya masih ngumpetin aja dianya ngelipet paha terus jadi nutupin selangkangan jadi ga keliatan deh bagian itunya ah gapapa, yang penting normal, s

Papandayan Ceria (1)

Kekhawatiran membuluk bulan ini nekad dihajar jalan Jkt-Garut sendirian demi papandayan yang diidamkan. Fix ngga rencana ini jadi action itu pagi sebelum sore berangkat. Watir sih, rencana dadakan buat ngisi tanggal merah di hari Jumat ini sayang banget rasanya klo dilewatin tanpa menikmati alam Indonesia ini. perlengkapan yang seadanya Jumat, 03 April 2015 Jam 13.30 dari rumah menuju Pasar Jumat mencari bus jurusan Garut dengan segala kemacetan dan muter gegara ngangkot dan Alhamdulillah langsung dapet bus nya dan langsung berangkat di jam 14.30. Ya, masih sendiri tiada yang menemani. Ooouooo~ Sampailah di terminal Guntur Garut kira-kira jam 20.30an tanpa berlama-lama ketemu tim dari Bandung yang juga belum lama sampe dan kumpul di mushola deket terminal. Ajeng, Neneng, Aza, Utis dan Kang Hilman urang Garut. Sampe, sholat dan menunggu tanpa makan malam jam 11an kami langsung naik angkot charteran menuju Cisurupan. Dari tempat nunggu tadi dapet kenala