Berawal dari kebulukan ku lagi yang padahal belum lah sebulan ga kemana-mana.
nyari temen.... nyari temen....
nyari temen yang mau diajak jalan murah di penghujung sebelum bulan puasa ini, sebut saja ini munggahan
Kira-kira 2 hari sebelum berangkat basa-basi busyuk ke icha yang kalo diajakin jalan ga pernah bisa mau nolak, kami yang kekeuh pengen jalan-jalan meski gak punya duit, awalnya pengen ke ragunan aja, entah mau ngapain, yang penting jalan-jalan :D
Kemudian ngajak imeh dan disambut dengan senang hati olehnya, dia ngajak ke munara.
Niat maju mundur mau ke sana, karena ternyata pas searching-searching walaupun jalannya yang katanya gak seberat daki gunung beneran, tapi gegara ada foto-foto yang mesti nge webing gitu, trus si aku mesti bawa 2 orang yang belom pernah nyobain nge-gunung, ga ada guide, kan ngeri juga.
Hubungi dan ajak temen sana-sini ga pada bisa, pada sibuk sih, ah ketauan deh siapa yang ga punya kesibukan :x
eits, bukan gak punya kesibukan sih, tapi lebih tepatnya kami adalah orang yang rela meng-cancel segala kesibukan lain demi menghilangkan kebulukan ini sebelum konsen di Ramadhan nantinya :p
Dan akhirnya dengan tekad icha dan imeh yang juga kuat buat kesana, kami putuskan jadi, tak lupa juga ngasih wejangan segala macem di malem sebelum berangkatnya.
berangkat....
Petunjuk Jalan
meeting point di Wates, gaplek sanaan.
Dari Wates lurus aja arah pasar Parung -- belok kanan dari pasar -- luruuuus arah Ciseeng -- mentok belok kanan (ada plang munara) --> luruuuus lagi ntar dijalan ketemu gunung batu yang tinggi -- luruuus aja terus ntar depan ada plang penunjuk arah munara --> masuk gang --- tempat parkir -- pintu masuk berbayar -- perkampungan -- track ke gunung
dari wates ke pintu masuk munara kira-kira butuh waktu 1 jam dengan motor berkecepatan sebisanya sih :D
Awal pintu masuk itu kita akan disuguhi banyak pedagang, rumah-rumah, ya semacam masih masuk perkampungan gitu, sempet bingung juga permulaan jalan, tapi ditunjukkin sama ibu-ibu penjual disitu. Rumah-rumah dengan awal start masuk gunung dipisah dengan jembatan kayu ini.
jembatan penghubung perkampungan dan gunung |
Dari jembatan kayu ini jalaaaaan dan sudah ada petunjuk yang menunjukkan kontur pegunungan, tanah menanjak, banyak dikelilingi pohon besar.
sempet terWow sebenernya dari awalan nanjak sini, ini sih beneran gunung kok. Sempet watir juga aselinya baru beberapa kali nanjak si teman-teman ini udah beberapa kali break. Kemudian gak lama awal perjalanan kami dipertemukan dengan si Anak RImba (ARI). Dia anak lelaki kelas 6 SD yang baru aja selesai UN yang lagi jalan sendirian yang kayak ngintilin kami, tapi modusnya tanya sana sini malah jadi kami yang ngintilin dia. Jalan naik sepi waktu itu, malah hampir gak ketemu orang yang naik, ada beberapa tapi udah pada turun. Tinggal lah jalan bareng si Ari ini, secara diantara kami gak ada yang tau jalan, jadilah Ari ini anggap saja jadi guide dadakan kami. Si Ari ini bawa ransel gede, berat lagi. Ternyata isinya 13 botol air mineral 600ml dan beberapa tisu yang jadi kerjaannya setiap hari jualan ini sampai ke puncak. Dahsyat kan !
salah satu pos |
batu belah |
view dibalik batu belah |
jalan santai dan sampai ke puncaknya dalam waktu kira-kira 2 jam.
kalo liat batu-batu besar itu berdempetan, afirmasi di otak itu langsung tertuju pada satu objek wisata yang sangat didambakan. Batu besar berhimpitan, pemandangan indah, di belakangnya adalah hamparan lautan biru dengan ombak yang berhembus. Aaaaak belitong :p
kemudian lihatlah apa yang ada di belakang itu.
hamparan pepohonan hijau. aaak ademnya
FYI
ini benar-benar jalan murah yang menghilangkan kebulukan
makan/minum ngebekel dari rumah
modal bensin yang udah full
Parkir 5000/motor
bayar masuk 5000/org
guide fee seikhlasnya
Komentar