Halo Suam,
terimakasih sudah bersedia menjadi kelinciku
kelinci yang lucu dan menggemaskan,
tepatnya kelinci yng bersedia menjadi bahan percobaanku.
Aku si wanita yang tak terlalu pandai berdandan,
Aku si wanita yang tak terlalu peduli dengan perawatan tubuh
Kini, aku rasa aku benar-benar harus memperhatikannya
Aku yakin kamu pasti senang jika aku bersih
Begitupun aku, aku sangat suka jika orang yang selalu ada disampingku saat aku memejamkan mata saat tidur dan membuka mataku di sejuknya pagi, juga tampil terawat dan bersih
Sejak awal pernikahan kita, terimakasih kamu telah mengikhlaskan wajah yang katamu belum tersentuh dengan zat-zat yang akan aku jadikan percobaan ini
Aku yang juga sebenarnya tidak pernah menyengaja untuk merawat wajah ini dengan segala macam zat
Aku yang tak pernah mencari tau untuk itu
Dengan bermodal berselancar di dunia maya mencari bahan-bahan alami yang aman untuk digunakan
Dan kamu, iya kamu, adalah model percobaanku saat aku pun belum pernah sama sekali mecobanya
Entah bagaimana hasilnya, entah bagaimana efek samping yang akan terjadinya
Memang tak ada hal yang instan, semua butuh proses
rela wajah mengeras dan sedikit amis karena putih telur
rela wajah jadi lengket-lengket karena madu
maskeran luluran yang katamu bisa menjatuhkan harkat sebagai lelaki
Setidaknya, dari proses pemaskeran yang sering kita lakukan ini,
akan bisa menambah kasih sayang diantara kita
Lebih dari itu,
kamu adalah kelinci ku yang
........
*tulisan yang belum selesai
tadinya berniat untuk diikutin writing competitionnya Sehidup Sesurga Fahd Fahdepie
karena setelah dicermati ulang, tulisan yang diminta adalah berupa cerpen sobat, lah ini apaan, semcam curhatan tak bersayap entah kemana arahnya
ditambah lagi judulnya yang semacam ambigu dan mengundang kontroversi
"kelinci" yang biasanya diartikan negatif, jadi takut pake kata itu, tapi ga kepikiran juga untuk ganti apa
Komentar