Mengawali pagi yang sangat pagi dengan menghadiri syuro
pekanan. Alhamdulillah para dedengkotnya hadir semua, tetiba merasakan ini ikatan
yang begitu mendalam, rasa kekeluargaan yang semakin dekat, rasa takut
memikirkan kelanjutan ini semua, berdoa penuh harap Allah dapat segera
menggerakkan hati-hati hambanya yang lain untuk berada dalam barisan ini untuk
meneruskan perjuangan yang telah lama dibangun ini. Rasa itu makin dan makin
menjadi jika mengingat beberapa pekan lagi waktu saya disini, berama mereka,
berkumpul dengan mereka membicarakan hal-hal yang sebelumnya belum pernah aku
menyangka akan terlibat dalam memikirkan, merancang dan berpusing-pusing dalam persoalan
ini.
Kemudian IP (Inspirasi Pagi-motivasi dan semacam breefing
pagi sebelum memulai kerjaan khas RZ) disuguhi dengan materi mengenai alhaq wal
bathil dan pentingnya berjamaah.
“Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat
dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi dengan baik” (Ali bin Abi Thalib
r.a)
ya, itulah salah satunya yang kami perjuangkan saat ini.
Setidaknya, saat kami tidak berada dalam barisan yang haq, kami tidak juga
dalam barisan yang bathil.
Sesi terakhir di IP kali ini disuguhi sedikit renungan yang
kemudian diputerin lagu robithohnya izzis sambil kami semua diminta berpegangan
tangan dengan teman disamping. Lagu nyanyi, pemateri ngomong, sambil juga air
mata ini berlinang, entah mengapa, semua yang dipikirin tadi pagi selagi dan
sehabis syuro itu terlintas lagi, kepikiran lagi dengan orang-orang yang
terlintas dalam pikiran untuk disebut dalam doa robithoh ini, dan jadilah
mewek.
Selesai sudah IP. Saatnya kembali ke meja masing-masing
untuk menghadapi pekerjaan dan jobdesk nya masing-masing. Karena masih kepikiran
dengan robithoh yang tadi, jadi aja kepo-kepo searching by google kata “robithoh”
dan tertarik membuka salah satu blog dari hasil pencarian itu, judulnya Karena Doa Robithoh.
Baca ituuu dan semakin menjadilah mewekan ini. Ga sanggup cuma
ngelapin mata dengan tisu di ruangan yang sambil berhadapan sama obos ini,
akhirnya kabur ke kamar mandi dan mewek sesuka hati.
Itu cerita padahal ga ada sama nya sih sama pengalaman
pribadi, cuma kesepet aja untuk selalu doain orang lain juga dalam doa. Karena
doa adalah sebaik-baiknya pemberian yang bisa kita berikan dalam ukhuwah.
Komentar